Hubungan antara budaya organisasi dengan
kinerja Perusahaan
Abstrak
Persaingan bisnis yang semakin ketat di tengah keadaan ekonomi, polilik dan
keamanan yang belum akan stabil sampai tahun 2003 dan menjelang diterapkannya
AFIA (ASEAN Free Trade Area) pada tahun 2003 membuat para manajemen puncak
perusahaan-perusahaan di lndonesia harus mampu mempertahankan bahkan
meningkatkan kinerja perusahaannya agar tidak terhempas dan posisinya. Sejak tahun
1980-an, budaya organisasi sudah disebut-sebut sebagai faktor yang dapat
meningkatkan efektivitas kinerja perusahaan. Penelitian ini menggunakan mode!
teori Denison (1990) mengenai hubungan antara budaya organisasi dengan kinerja
perusahaan yang mengemukakan bahwa organisasi dengan budaya efeklif akan
meningkaikan kineiia perusahaannya. Menurut Denison (1990), ada empat sifat
utama dan budaya organisasi, yaitu keterlibatan, konsistensi, adaplabilitas,
dan penghayatan misi. Keempat sifat ini dikelompokkan menjadi dimensi-dimensi
dinamika ekstenal (adaptabililas dan penghayatan misi), dinamika internal
(keterlibatan dan konsistensi), fieksibilitas (adaptabililas dan keterlibatan),
dan stabilitas (penghayatan misi dan konsistensi) Organisasi yang efektif adalah
organisasi yang memiliki budaya yang adaplif namun sangat konsisten dan dapat
diprediksi, serta tanggap pada keterlibatan individu, tetapi bertindak dalam
konleks shared sense of mission. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui sampai sejauhmana model ini dapat diterapkan di Indonesia dan untuk
mengetahui sifat-sifai budaya organisasi mana yang paling dominan pada 6
perusahaan dalam penelitian ini yang sedang menghadapi lingkungan bisnis yang
semakin kompetitif. Subyek dalam penelitian ini diambil dengan cara purposive
samping, berdasarkan kriteria perusahaanperusahaan yang masih bertahan setelah
krisis moneter di iahun 1997 dan telah menjalankan bisnisnya selama minimal 10
tahun. Perusahaan yang bersedia menjadi responden ada 6 yang kemudian dibagi ke
dalam 3 kelompok perusahaan, yaitu Asuransi Jiwa, Asuransi Kerugian, dan
Pengelola Jalan Tol yang bernaung di bawah sektor industri jasa. Total sampel
berjumlah 583 karyawan dari level staf sampai direktur. Pengukuran budaya
organisasi dilakukan dengan menggunakan adaptasi instrumen budaya organisasi
dari Denison. Pengukuran kinerja perusahaan dilakukan berdasarkan rasio-rasio
yang berasal dari laporan keuangan tahun 1999 yang sudah diaudit dari
masing-msing perusahaan, yaitu net prorit margin, retum on equity, retum on
assets,cash ratio, net working capital to total assets, debt to equity ratio,
collection period, dan sales to total assets. Analisis data dilakukan dengan
metode SEM (Structural Equation Modeling) yang dibantu dengan program LISREL
(Linear Structural RELations) versi 8. Hasil penelitian ini menjukkan bahwa
model leon Denison dapat digunakan untuk melihat besarnya pengaruh budaya
organisasl pada kinerja perusahaan, tapi kemampuan meramalnya kurang tajam
karena korelasinya sangat lemah. Sifat budaya organisasi yang dominan pada
kelompok perusahaan Asuransi Jiwa adalah konsistensi yang negalif, kelompok
perusahaan Asuransi Kerugian adalah keterlibatan yang positif, dan kelompok
perusahaan Pengelola Jalan Tol adalah konsistensi yang positif. Berdasarkan
pengelompokan tingkat efektivilas perusahaan, sifat dominan kelompok perusahaan
yang Lebih Efektif (yang juga merupakan kelompok penrusahaan Asuransi Kerugian)
adalah keterlibatan yang positif, kelompok perusahaan yang Efektif (perusahaan
Asuransi Jiwa 2 dan Pengelola Jalan Tol 2) adalah penghayatan misi yang
positif, dan kelompok perusahaan yang Cukup Efektif (perusahaan Asuransi Jiwa 1
dan Pengelola Jalan Tol 1) tidak terdeteksi. Sedangkan berdasarkan
pengelompokan level jabatan, sifat dominan level staf - supervisor adalah
adaptabilitas yang negatif dan level manajer - direktur adalah konsistensi yang
negatif. Dalam penelitian ini, terungkap bahwa lingkungan bisnis yang semakin
kompetitif dalam kondisi ekonomi, politik, dan keamanan yang belum stabil
sangat mempengaruhi budaya organisasi karena pada saat ini salah satu prioritas
utama keenam perusahaan ini adalah tetap bertahan untuk memenuhi kepentingan
para stakehotder-nya. Sifat keterlibatan dan penghayatan misi yang positif
terbukti dapat membuat penrusahaan-perusahaan bisa mempertahankan kinerja
perusahaan yang efektif. Pengelompokan perusahaan dengan tujuan untuk melihat
sifat dominan budaya organlsasi sebaiknya dilakukan berdasarkan kriteria
tertentu, seperti jenis usaha dan tingkat efektivitas yang setara, mengingat
budaya ofganisasi menerapkan sesuatu yang unik.
Sumber
: http://lib.ui.ac.id/opac/themes/libri2/detail.jsp?id=20344765
Tidak ada komentar:
Posting Komentar