KEPULAUAN RAJA AMPAT
Kepulauan Raja Ampat merupakan rangkaian empat gugusan pulau yang berdekatan dan berlokasi di barat bagian Kepala Burung (Vogelkoop) Pulau Papua. Secara administrasi, gugusan ini berada di
bawah Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat. Kepulauan ini sekarang menjadi tujuan para
penyelam yang tertarik akan keindahan pemandangan bawah lautnya. Empat gugusan
pulau yang menjadi anggotanya dinamakan menurut empat pulau terbesarnya, yaitu Pulau Waigeo, Pulau Misool, Pulau Salawati, dan Pulau Batanta.
Asal-Usul dan Sejarah
Asal
mula nama Raja Ampat menurut mitos masyarakat setempat
berasal dari seorang wanita yang menemukan tujuh telur. Empat butir di
antaranya menetas menjadi empat orang pangeran yang
berpisah dan masing-masing menjadi raja yang berkuasa di Waigeo, Salawati,
Misool Timur dan Misool Barat. Sementara itu, tiga butir telur lainnya menjadi
hantu, seorang wanita, dan sebuah batu.
Dalam
perjalanan sejarah, wilayah Raja Ampat telah lama dihuni oleh masyarakat
bangsawan dan menerapkan sistem adatMaluku.
Dalam sistem ini, masyarakat sekumpulan manusia. Tiap desa dipimpin oleh
seorang raja.
Semenjak berdirinya limakesultanan muslim
di Maluku, Raja Ampat menjadi bagian klaim dari Kesultanan
Tidore. Setelah Kesultanan Tidore takluk dari Belanda, Kepulauan
Raja Ampat menjadi bagian klaim Hindia-Belanda.
Masyarakat
Kepulauan Raja Ampat umumnya nelayan tradisional yang berdiam di
kampung-kampung kecil yang letaknya berjauhan dan berbeda pulau. Mereka adalah
masyarakat yang ramah menerima tamu dari luar, apalagi kalau kita membawa
oleh-oleh buat mereka berupa pinang ataupun permen.
Barang ini menjadi semacam 'pipa perdamaian indian' di Raja Ampat. Acara
mengobrol dengan makan pinang disebut juga "Para-para Pinang"
seringkali bergiliran satu sama lain saling melempar mob, istilah setempat
untuk cerita-cerita lucu.
Mereka
adalah pemeluk Islam dan Kristen dan seringkali di dalam satu keluarga atau marga terdapat
anggota yang memeluk salah satu dari dua agama tersebut. Hal ini menjadikan
masyarakat Raja Ampat tetap rukun walaupun berbeda keyakinan.
Kekayaan Sumber Daya Alam
Kepulauan
Raja Ampat merupakan tempat yang sangat berpotensi untuk dijadikan sebagai
objek wisata, terutama wisata penyelaman. Perairan Kepulauan Raja Ampat menurut
berbagai sumber, merupakan salah satu dari 10 perairan terbaik untuk diving
site di seluruh dunia. Bahkan, mungkin juga diakui sebagai nomor satu untuk
kelengkapan flora dan fauna bawah air pada saat ini.
Dr
John Veron, ahli karang berpengalaman dari Australia, misalnya, dalam sebuah
situs ia mengungkapkan, Kepulauan Raja Ampat yang terletak di ujung paling
barat Pulau Papua, sekitar 50 mil sebelah barat laut Sorong, mempunyai kawasan
karang terbaik di Indonesia.
Sekitar 450 jenis karang sempat diidentifikasi selama dua pekan penelitian di
daerah itu.
Tim
ahli dari Conservation International,
The Nature Conservancy, dan Lembaga
Oseanografi Nasional (LON) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)
pernah melakukan penilaian cepat pada 2001 dan 2002. Hasilnya, mereka mencatat
di perairan ini terdapat lebih dari 540 jenis karang keras (75% dari total
jenis di dunia), lebih dari 1.000 jenis ikan karang, 700 jenis moluska,
dan catatan tertinggi bagi gonodactyloid stomatopod crustaceans. Ini menjadikan
75% spesies karang dunia berada di Raja Ampat. Tak satupun tempat dengan luas
area yang sama memiliki jumlah spesies karang sebanyak ini.
Ada
beberapa kawasan terumbu
karang yang
masih sangat baik kondisinya dengan persentase penutupan karang hidup hingga
90%, yaitu di selat Dampier (selat antara Pulau Waigeo dan Pulau Batanta),
Kepulauan Kofiau, Kepualauan Misool Tenggara dan Kepulauan Wayag. Tipe dari
terumbu karang di Raja Ampat umumnya adalah terumbu karang tepi dengan kontur
landai hingga curam. Tetapi ditemukan juga tipe atol dan tipe gosong atau taka.
Di beberapa tempat seperti di kampung Saondarek, ketika pasang surut terendah,
bisa disaksikan hamparan terumbu karang tanpa menyelam dan dengan adaptasinya
sendiri, karang tersebut tetap bisa hidup walaupun berada di udara terbuka dan
terkena sinar matahari langsung.
Spesies
yang unik yang bisa dijumpai pada saat menyelam adalah beberapa jenis kuda
laut katai, wobbegong,
dan ikan pari Manta.
Juga ada ikan endemik raja ampat, yaitu Eviota raja, yaitu sejenis ikan gobbie.
Di Manta point yg terletak di Arborek selat Dampier, Anda bisa menyelam dengan
ditemani beberapa ekor Pari Manta yang jinak seperti ketika Anda menyelam di
Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur. Jika menyelam di Cape Kri atau Chicken
Reef, Anda bisa dikelilingi oleh ribuan ikan. Kadang kumpulan ikan tuna, giant
trevallies dan snappers. Tapi yang menegangkan jika kita dikelilingi oleh
kumpulan ikan barakuda, walaupun sebenarnya itu relatif tidak berbahaya (yang
berbahaya jika kita ketemu barakuda soliter atau sendirian). Hiu karang juga
sering terlihat, dan kalau beruntung Anda juga bisa melihat penyu sedang diam
memakan sponge atau berenang di sekitar anda. Di beberapa tempat seperti di
Salawati, Batanta dan Waigeo juga terlihat Dugong atau ikan duyung.
Karena
daerahnya yang banyak pulau dan selat sempit, maka sebagian besar tempat
penyelaman pada waktu tertentu memiliki arus yang kencang. Hal ini memungkinkan
juga untuk melakukan drift dive, menyelam sambil mengikuti arus yang kencang
dengan air yang sangat jernih sambil menerobos kumpulan ikan.
Akses
Mengunjungi kepulauan ini tidaklah terlalu sulit walau memang
memakan waktu dan biaya cukup besar. Kita dapat menggunakan maskapai
penerbangan dari Jakarta atau Bali ke Sorong via Makassar atau Ambon dan Manado
selama kurang lebih 6 jam penerbangan. Dari Sorong, kota yang cukup besar
dengan fasilitas lumayan lengkap. Untuk menjelajahi Raja Ampat pilihannya ada
dua, ikut tur dengan perahu pinisi atau tinggal di resort Raja Ampat Dive
Lodge. Sekalipun kebanyakan wisatawan yang datang ke Raja Ampat saat ini adalah
para penyelam, sebenarnya lokasi ini menarik juga bagi turis non penyelam
karena juga memiliki pantai-pantai berpasir putih yang sangat indah, gugusan
pulau-pulau karst nan mempesona dan flora-fauna unik endemik seperti
cendrawasih merah, cendrawasih Wilson, maleo waigeo, beraneka burung kakatua
dan nuri, kuskus waigeo, serta beragam jenis anggrek.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Kepulauan_Raja_Ampat