Rabu, 12 November 2014

MERANTAU



     Dulu waktu pertama kalinya aku marantau, aku sangat takut karena aku harus hidup sendiri dan jauh dari orang tua, serta keluarga. Merantau adalah hal yang paling menyebalkan dalam hidupku. Tetapi berkat merantau aku bisa jadi dewasa dan mengerti arti kehidupan yang sebenarnya.
     Pertama kalinya masuk kos, yang ada dalam pikiran aku takut kalau akau ngak ada temen nantinya soalnya menurut aku anak kota mana mau bergaul sama anak dari kampung. Selama di kos aku selalu berada di kamar dan aku jarang keluar dari kamar. Aku sulit untuk beradaptasi sama anak kos yang lainnya, karena mereka semua sibuk dengan urusan mereka masing-masing. Setiap hari kegiatan yang aku lakukan selama di kosan hanya berdiam saja dikamar kebutulan saat itu kegiatan kuliah belum dimulai.
    Seiring berjalannya waktu aku mulai membuka diri untuk bergaul sama anak-anak kosan yang lainnya. Ternyata mereka tak seperti yang aku pikirkan, mereka mau menerima aku dan berteman. Aku pikir mereka milah-milih untuk berteman. Masa perkenalan sama anak-anak kosan sudah berlalu, dan waktunya untuk aku mulai dengan kesibukan baru yaitu kuliah. Kegiatan kuliah sudah di mulai, awal-awal masuk kuliah  rasanya malu karena semuanya wajah baru dan tak ada satupun yang aku kenal. Pada saat masuk kelas untuk memulai perkuliahan dihari pertama, semuanya berjalan lancar dan perkuliahan hari pertama aku mendapat teman baru dan teman aku lumayan menyenangkan soalnya aku baru kenal dan belum mengetahui sifat asli dari teman-teman dikampus.
     Hari berganti hari, bulan berganti bulan begitu banyak tantangan hidup yang aku hadapi selama berada di kosan dari uang ngak ada karena boros, barang aku banyak yang hilang, dan aku harus sabar menghadapi teman-teman yang kerjaannya cuma bisa ngegosip dan mengomentari gaya orang lain; akau juga harus tahan emosi dengan teman-teman yang pemikirannya ngak sesuai dengan pemikiran aku. Tetapi semuanya aku bisa atasi dengan kesabaran, soalnya kata mama aku harus selalu sabar jadi orang karena sabar itu akan mendatangkan kebaikan. Pada akhir bulan aku kehabisan uang dan ngak ada sama sekali, rasanya itu aku pengen nangis dan ngak tau mau berbuat apa Papa aku lagi sakit aku ngak tega minta uang pada saat papa aku sakit. Aku bingung harus berbuat apa ya Tuhan beginikah rasanya merantau. Untunglah teman aku mau meminjamkan uangnya , aku baru sadar dulu waktu masih sama orang tua aku selalu boros, selalu menyepelekan hal yang kecil dan ngak pernah dengar apa kata orang tua. Dan sekarang aku baru rasa akibatnya, apa yang dikatakan orang tua aku dulu padahal sangat bermanfaat dan sangat penting bagi kehidupan aku.

    Tapi aku ngak pernah merasa menyesal, justru aku bersyukur dengan kejadian yang aku alami selama aku merantau, karena kejadian ini aku bisa lebih mengerti lagi arti kehidupan yang sebenarnya, aku bisa menjadi sosok seorang wanita yang dewasa dan lebih sabar lagi menghadapi masalah dan bisa lebih hemat lagi dalam pengeluaran. Ini adalah kisah ku selama hidup di perantauan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar