Dulu waktu pertama kalinya aku marantau,
aku sangat takut karena aku harus hidup sendiri dan jauh dari orang tua, serta
keluarga. Merantau adalah hal yang paling menyebalkan dalam hidupku. Tetapi
berkat merantau aku bisa jadi dewasa dan mengerti arti kehidupan yang
sebenarnya.
Pertama kalinya masuk kos, yang ada dalam
pikiran aku takut kalau akau ngak ada temen nantinya soalnya menurut aku anak
kota mana mau bergaul sama anak dari kampung. Selama di kos aku selalu berada
di kamar dan aku jarang keluar dari kamar. Aku sulit untuk beradaptasi sama
anak kos yang lainnya, karena mereka semua sibuk dengan urusan mereka
masing-masing. Setiap hari kegiatan yang aku lakukan selama di kosan hanya
berdiam saja dikamar kebutulan saat itu kegiatan kuliah belum dimulai.
Seiring berjalannya waktu aku mulai membuka
diri untuk bergaul sama anak-anak kosan yang lainnya. Ternyata mereka tak
seperti yang aku pikirkan, mereka mau menerima aku dan berteman. Aku pikir
mereka milah-milih untuk berteman. Masa perkenalan sama anak-anak kosan sudah
berlalu, dan waktunya untuk aku mulai dengan kesibukan baru yaitu kuliah.
Kegiatan kuliah sudah di mulai, awal-awal masuk kuliah rasanya malu karena semuanya wajah baru dan
tak ada satupun yang aku kenal. Pada saat masuk kelas untuk memulai perkuliahan
dihari pertama, semuanya berjalan lancar dan perkuliahan hari pertama aku
mendapat teman baru dan teman aku lumayan menyenangkan soalnya aku baru kenal
dan belum mengetahui sifat asli dari teman-teman dikampus.
Hari
berganti hari, bulan berganti bulan begitu banyak tantangan hidup yang aku
hadapi selama berada di kosan dari uang ngak ada karena boros, barang aku
banyak yang hilang, dan aku harus sabar menghadapi teman-teman yang kerjaannya
cuma bisa ngegosip dan mengomentari gaya orang lain; akau juga harus tahan
emosi dengan teman-teman yang pemikirannya ngak sesuai dengan pemikiran aku.
Tetapi semuanya aku bisa atasi dengan kesabaran, soalnya kata mama aku harus
selalu sabar jadi orang karena sabar itu akan mendatangkan kebaikan. Pada akhir
bulan aku kehabisan uang dan ngak ada sama sekali, rasanya itu aku pengen
nangis dan ngak tau mau berbuat apa Papa aku lagi sakit aku ngak tega minta
uang pada saat papa aku sakit. Aku bingung harus berbuat apa ya Tuhan beginikah
rasanya merantau. Untunglah teman aku mau meminjamkan uangnya , aku baru sadar
dulu waktu masih sama orang tua aku selalu boros, selalu menyepelekan hal yang
kecil dan ngak pernah dengar apa kata orang tua. Dan sekarang aku baru rasa
akibatnya, apa yang dikatakan orang tua aku dulu padahal sangat bermanfaat dan
sangat penting bagi kehidupan aku.
Tapi aku ngak pernah merasa menyesal,
justru aku bersyukur dengan kejadian yang aku alami selama aku merantau, karena
kejadian ini aku bisa lebih mengerti lagi arti kehidupan yang sebenarnya, aku
bisa menjadi sosok seorang wanita yang dewasa dan lebih sabar lagi menghadapi
masalah dan bisa lebih hemat lagi dalam pengeluaran. Ini adalah kisah ku selama
hidup di perantauan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar